Lima
puluh tahun yang lalu hanya satu juta ton bahan-bahan kimia telah
dihasilkan setiap tahunnya, sedikit sekali telah diketahui, dan sedikit
pula dikerjakan, sehubungan dengan bahaya-bahaya kimia dan prosesnya.
Sekarang ini lebih dari 400 juta ton bahan-bahan kimia dihasilkan setiap
tahunnya, dan diantara 5-7 juta bahan kimia yang telah diketahui, lebih
dari 80.000 dipasarkan. Lebih dari 1000 bahan kimia baru dihasilkan setiap tahunnya. Diperkirakan 500-10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung bahaya, diantaranya 150 –200 kemungkinan penyebab kanker.
Bahan
kimia telah meningkatkan mutu kehidupan. Bahan kimia disektor pertanian
dalam bentuk pembasmian hama (pestisida) dan pupuk (fertilizer) telah
secara besar-besaran meningkatkan produksi makanan. Obat kemotrapi telah
memberikan kontribusi terhadap pengobatan kanker dan obat-obat baru
terus menerus secara konstan memasuki pasaran untuk pengobatan penyakit
jantung misalnya. Serat karbon secara luas digunakan dipabrik pembuatan
bahan baru yang ringan, sementara serat keramik digunakan sebagai bahan
penyekat dan sering digunakan sebagai pengganti asbestos.
Kini
sesungguhnya setiap tempat kerja, tercemar oleh bahan kimia seperti
bahan pelarut yang digunakan untuk membersihkan dan menghilankan minyak ,
campuran cat dan pernis dan pelarut campuran yang kental dan bahan
campuran lainnya. Bahan kimia dalam bentuk padat dapat berubah dijadikan
bubuk atau partikel abu selama proses manufaktur dan dapat bersisa
masuk kedalam udara ambient untuk jangka waktu yang lama.
Gas
dan uap digunakan dalam operasi industri seperti pengelasan dan
pendinginan, atau pada bermacam-macam proses kimia lainnya, gas juga
dipergunakan dirumah sakit sebagai bahan anestesi. laboratorium di
sekolah, universitas, badan penelitian, perwakilan pemerintah dan
perusahaan perorangan banyak menggunakan berbagai macam bahan kimia baik
dalam jumlah besar maupun kecil.
1. Sifat Lingkungan Kerja Kimia :
a. Aerosol
(partikel) yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang
mendispersi diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga
kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara.
Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa suspensi.
Partikel dapat diklasifikasikan:
i. Debu
diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda padat diudara .
Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan dengan
gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan
padat.
Ukuran
besarnya butiran-butiran tersebut sangat bervariasi mulai yang dapat
dilihat oleh mata telanjang (> 1/20 mm) sampai pada tidak kelihatan.
Debu yang tidak kelihatan berada diudara untuk jangka waktu tertentu dan
hal ini membahayakan karena bisa masuk menembus kedalam paru-paru.
ii.
Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya
dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana cairanh tersebar, terpercik
atau menjadi busa partikel buih yang sangat kecil.
iii.Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi bahan-bahan
dari bentuk uap. Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di mana uap
dari logam terkondensasi menjadi butiran-butiran padat di dalam ruangan
logam cair tersebut. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak
sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai
ukuran lebih kecil dari 0,5 m (micron)
b. Non Partikel dapat diklasifikasikan:
i. Gas
adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam
bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya hanya
dengan kombinasi penurunan suhu dan penambahan tekanan.
ii.
Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan
ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari kemampuan penguapannya.
Bahan-bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap
dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.
2. PENGARUH BAHAN KIMIA
a., Iritasi adalah diartikan suatu
keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak dengan bahan
kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran
pernapasan.
i.
Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia
tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi
sebagai pelindung, sehingga kulit menjadi kering, kasar dan luka.
Keadaan ini disebut dermatitis (peradangan kulit).
ii.
Iritasi melali mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan
mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan
permanen. Tingkat keparahan dari kerusakan tersebut tergantung dosis
(jumlah) dan kecepatan penanggulangan P3K. Sebgai contoh bahan kimia yang menyebabkan iritasi mata ialah asam dan alkali dan bahan-bahan pelarut.
iii.
Saluran pernapasan iritasi oleh karena bahan-bahan kimia berupa
bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila
terkena pada daerah saluran pernapasan bagian atas (hidung dan
Kerongkongan). Pada umumnya hal ini terjadi di sebabkan oleh bahan-bahan
yang mudah larut seperti
ammonia, formaldehid, sulfur oksida, asam dan alkalis yang diserap oleh
lapisan lendir hidung dan kerongkongan.
b. Kekurangan
zat asam ( asphyxiation) istilah sesak napas dihubungkan dengan
gangguan proses oksigensi dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis:
Simple asphyxiantion dan chemical asphyxiantion
i. Simple
asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini berhubungan dengan
kadar zat asam di udara yang digantikan dan didominasi oleh gas seperti
nitrogen, karbon dioksida, ethane, hydrogen atu helium yang kadar tertentu mempengaruhi kelangsungan hidup. Udara normal biasanya mengandung
21% zat asam. Apabila kandungan zat asam turun dibawah 17%, maka
jaringan tubuh akan mengalami kekurangan zat asam, sehingga menimbulkan
gejala-gejala seperti pusing , mual dan kehilangan konsentrasi.
Situasi
seperti ini bisa terjadi dalam ruangan-ruangan kerja tertutup. Proses
penurunan kadar zat asam secara terus-menerus bisa menyebabkan
kehilangan kesadaran dan kematian.
ii. Chemical asphyxiation
(sesak napas karena bahan-bahan kimia). Pada situasi ini, bahan-bahan
kimia langsung dapat mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh adalah karbon
monoksida. Pada konsentrasi 0.05% karbon monoksida di udara, dapat
menurunkan kapasitas darah untuk mengangkut zat asam ke sberbagai
jaringan tubuh.
Contoh
lain adalah pengaruh racun dari hydrogen sanida atau hydrogen sulfida.
Bahan-bahan ini mengganggu kemampuan dari sel-sel tubuh untuk menerima
zat asam, meskipun darahnya kaya akan zat asam.
c. Kehilangan
kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang relatif
tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol
(alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic keton),
acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan
syaraf pusat.Bahan –bahan kimia tersebut akan mengakibatkan efek yang
sama seperti dalam keadaan mabuk. Paparan pada konsentrasi yang tinggi
bisa menimbulkan kehilangan kesadaran, bahkan bisa mematikan.
d. Keracunan Tubuh
manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika dihubungkan
dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh terhadap
bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan dan dapat menyebar
keseluruh tubuh. Pengaruhnya tidak seperti local pada salah satu bahagian atau daerah dari
tubuh. Salah satu fungsi organ hati adalah membersihkan bahan-bahan
beracun dari dalam darah serta mengubahnya menjadi bahan-bahan yang aman
dan dapat larut dalam air sebelum dibuang.
Namun
demikian ada beberapa bahan kimia yang merusak organ hati. Tergantung
dari dosis (jumlah) dan kekerapan dari paparan, kerusakan yang terjadi
terus menerus pada jaringan hati akan mengakibatkan terjadinya penurunan
fungsi hati. Cedera hati bisa disebbkan oleh bahan kimia seperti bahan
pelarut (alcohol, karbon tetraklorida, trikloro ethylene, kloroform) dan
hal ini bisa salah diagnosa sebagai hepatitis, sebagaimana
gejolak-gejolak kulit dan mata berwarna kekuning-kuningan yang diakibatkan oleh bahan-bahan kimia tersebut, mempunyai efek yang sama yang terjadi pada hepatitis.
Bahan
kimia yang mencegah ginjal dari pembuangan hasil-hasil bahan beracun
meliputi karbon tetraklorida, karbon disulfida, bahan kimia lainnya
seperti kadmium, timbal, turpentine, methanol, toluene dan xylene akan
secara perlahan mengganggu fungsi ginjal.
e.
Kanker Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan
sel-sel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan)
yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut mungkin baru muncul setelah
beberapa tahun bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia
seperti arsenic, asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker
paru-paru, Kanker rongga hidung dan sinus disebabkan oleh chromium,
isopropyl oils, nikel, debu kayu dan debu kulit. Kanker kandungan
kencing erat hubungannya dengan kepajanan terhadap benzidine, 2-napthyllamine dan debu kulit. Kanker sumsum tulang belakang disebkan oleh benzene.
f. Paru-paru
kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh
mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam
paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan paru. Dengan adanya
pneumoconiosis kemampuan paru-paru untuk menyerap zat asam akan menurun
dan korbannya akan mengalami/merasakan napas yang pendek pada saat
melakukan jenis pekerjaan yang berat. Pengaruh ini sifatnya menetap .
Contoh bahan-bahan yang menyebabkan pneumoconiosis adalah crystalline silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium.
3. Evaluasi Faktor Kimia Lingkungan Kerja
Evaluasi
factor lingklungan kerja kimia dimaksudkan sebagai usaha teknis untuk
mengetahui secara baik kualitatif maupun kuantitatif factor apa yang
terdapat di lingkungan kerja tersebut. Keculi itu dalam evaluasi
lingkungan tersebut pula untuk mencari dimana letak sumber-sumber
bahaya, factor-faktor tersebut dipancarkan, dalam bentuk apa, berapa
jumlah, tenaga kerja atau orang yang
berada dalam lingkungan. Seperti telah diuraikan diatas bahwa dalam
menyelanggarakan evaluasi lingkungan ,idealnya harus diketahui secara
menyeluruh tentang prose-proses oprasi-oprasi tertentu, bahan baku,
produk, hasil-hasil samping dan cara dan cara pembuangan sisa-sisa
produksi dengan sendirinya haruslah dipelajari proses-proses dan
oprasi-oprasi dimana dalam hal ini biasanya telah secara otomatis
diketahui oleh para teknisi yang
langsung berkecimpun dibidang produksi dengan dipahami secara
menyeluruh Produk dan oprasi maka yang berkepentingan dalam hal ini
dokter perusahaan dapat dengan mudah mengatakan bahwa disuatu tempat
kerja terdapat factor-faktor tertentu.
Pentingnya
pengetahuan tentang derajat toksisitas suatu bahan atau produk adalah
jelas, bahwa bahan-bahan tersebut tidak boleh ditangani dengan
sembarangan, dalam arti para pekerja berhati-hati dan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk kerja yang tersedia, seta harus pula diperhatikan
tentang metode-metode adaya kontak atau masuknya bahan-bahan yang
berbahaya kedalam tubuh, yang antara lain tentang penggunaan alat
proteksi perorangan.
Dalam
evaluasi ini untuk mengetahui secara pasti bagaimana tingkat bahaya
dari suatu aspek kimia lingkungan kerja perlulah diselenggarakan
penyelidikan secra teknis oprasional ke lokasi-lokasi dimana diduga
adanya aspek-aspek tertentu. Lokasi-lokasi dapat dipelajari dimana
letaknya berdasarkan hasil analisa proses-proses dan oprasi –oprasi
pengolahan dari suatu perusahaan atau industri yang menjadi subyek.
Untuk melakukan evaluasi factor lingkungan kerja kimia maka dapat diambil langkah sebagai berikut:
1. Sampling
Sampling
dan analisa dari factor lingkungan kerja kimia yang merupakan
kontaminasi udara ruang kerja dimaksudkan untuk menganalisa intensitas
kontaminan dengan pengambilan sample udara yang kemudian dianalisa
dilaboratorium
2. Pemilihan alat lapangan dan metode
Dalam
penyelenggaraan suatu penyelidikan untuk mengetahui tingkat bahaya dari
suatu factor manusia memegang peranan penting pula tentang pemeliharaan
alat-alat lapangan dan metode yang dipergunakan dalam teknis
oprasional. Instrumen atau alat-alat dan metode yang dipergunakan sangat
tergantung dari sifat-fisik kimia apakah berupa aerosol, gas, uap, mist, fume ataukah dalam bentuk lain.
Berdasarkan tipe-tipe alat sampling lapangan alat-alat tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Alat dapat mendeteksi langsung
b. Alat-alat yang memisahkan bahan kimia dari sejumlah udara yang diukur
c. Alat-alat yang mengumpulkan sample udara dengan volume yang diketahui.
3. Analisa Laboratorium
Banyaknya pertimbangan –pertimbangan teknis analisa yang
harus diperhatikan dalam pemilihan metode analisa laboratorium mana
atau apa yang baik dipakai untuk analisa bahan kimia di lingkungan
kerja.
4. Perbandingan hasil evaluasi dengan standar
Dari
hasil analisa laboratorium harus dibuat data yang lengkap tentang yang
dianalisa, dan berapakah kadarnya masing-masing, data ini kemudian
dibandingkan standar tertentu guna mengetahui bagaimana tingkat bahaya
dari lingkungan tersebut
4. Pencegahan Faktor Lingkungan Kerja Kimia :
Ada beberapa cara pencegahan factor kimia lingkungan kerja antara lain:
1. Subtitusi
Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian
bahan-bahan berbahaya/beracun dengan bahan yang tidak beracun, hal ini
agak sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang dipakai
dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan lain dapat
mempengaruhi dari hasil
produksi dengan kata lain produksi mungkin akan tidak sama bila memakai
bahan aslinya dan untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan
penelitian-penelitian yang saksama dan membutuhkan biaya tinggi.
2. Isolasi
Isolasi
yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan yang
mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau
tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan
dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
3. Ventilasi
Ventilasi
yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik masuk
kedalam ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang
dibicarakan adalah ventilasi ekshauster. Ada dua macam ekshauster
sebagai berikut:
a. Lokal Ekshauster
Yaitu ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja.
b. General ekshauster.
Yaitu ventilasi untuk seluruh ruangan
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian
alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem tersebut
diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia yang
ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang efisien penggunaannya.
Ada berapa macam alat pelindung diri antara lain:
a. Masker
Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja dari debu ataupun uap, gas yang dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan.
b. Sarung tangan
Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari kontak dengan bahan kimia berbahaya
c. Pakaian kerja
Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga kerja dari kontak bahan kimia yang berbahaya.
d. Respirator
Alat
ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi
bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai
masker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar