Selasa, 25 Desember 2012

FAKTOR KIMIA LINGKUNGAN KERJA

Lima puluh tahun yang lalu hanya satu juta ton bahan-bahan kimia telah dihasilkan setiap tahunnya, sedikit sekali telah diketahui, dan sedikit pula dikerjakan, sehubungan dengan bahaya-bahaya kimia dan prosesnya. Sekarang ini lebih dari 400 juta ton bahan-bahan kimia dihasilkan setiap tahunnya, dan diantara 5-7 juta bahan kimia yang telah diketahui, lebih dari 80.000 dipasarkan. Lebih dari 1000 bahan kimia baru  dihasilkan setiap tahunnya. Diperkirakan 500-10.000 bahan kimia  diperdagangkan mengandung bahaya, diantaranya 150 –200 kemungkinan penyebab kanker.

Bahan kimia telah meningkatkan mutu kehidupan. Bahan kimia disektor pertanian dalam bentuk pembasmian hama (pestisida) dan pupuk (fertilizer) telah secara besar-besaran meningkatkan produksi makanan. Obat kemotrapi telah memberikan kontribusi terhadap pengobatan kanker dan obat-obat baru terus menerus secara konstan memasuki pasaran untuk pengobatan penyakit jantung misalnya. Serat karbon secara luas digunakan dipabrik pembuatan bahan baru yang ringan, sementara serat keramik digunakan sebagai bahan penyekat dan sering digunakan sebagai pengganti asbestos.
Kini sesungguhnya setiap tempat kerja, tercemar oleh bahan kimia seperti bahan pelarut yang digunakan untuk membersihkan dan menghilankan minyak , campuran cat dan pernis dan pelarut campuran yang kental dan bahan campuran lainnya. Bahan kimia dalam bentuk padat dapat berubah dijadikan bubuk atau partikel abu selama proses manufaktur dan dapat bersisa masuk kedalam udara ambient untuk jangka waktu yang lama. 
Gas dan uap digunakan dalam operasi industri seperti pengelasan dan pendinginan, atau pada bermacam-macam proses kimia lainnya, gas juga dipergunakan dirumah sakit sebagai bahan anestesi. laboratorium di sekolah, universitas, badan penelitian, perwakilan pemerintah dan perusahaan perorangan banyak menggunakan berbagai macam bahan kimia baik dalam jumlah besar maupun kecil.
1.    Sifat  Lingkungan Kerja Kimia :
a.     Aerosol (partikel) yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa suspensi.
Partikel dapat diklasifikasikan:
i.      Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda padat diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan yang berkaitan dengan gerinda, pemboran dan penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan padat.
Ukuran besarnya butiran-butiran tersebut sangat bervariasi mulai yang dapat dilihat oleh mata telanjang (> 1/20 mm) sampai pada tidak kelihatan. Debu yang tidak kelihatan berada diudara untuk jangka waktu tertentu dan hal ini membahayakan karena bisa  masuk menembus kedalam paru-paru.
ii. Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih yang sangat kecil.
iii.Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi  bahan-bahan dari bentuk uap. Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di mana uap dari logam terkondensasi menjadi butiran-butiran padat di dalam ruangan logam cair tersebut. Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5 m  (micron)
b.  Non Partikel dapat diklasifikasikan:
i.  Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi penurunan suhu dan penambahan tekanan.
ii. Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu dan tekanan ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya tergantung dari kemampuan  penguapannya. Bahan-bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.
2.   PENGARUH BAHAN KIMIA
a., Iritasi adalah diartikan  suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan.
      i. Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai pelindung, sehingga kulit menjadi kering, kasar dan luka. Keadaan ini disebut dermatitis (peradangan kulit).
     ii. Iritasi melali mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan permanen. Tingkat keparahan dari kerusakan tersebut tergantung dosis (jumlah) dan kecepatan penanggulangan P3K. Sebgai contoh  bahan kimia yang menyebabkan iritasi mata ialah asam dan alkali dan bahan-bahan pelarut.
iii. Saluran pernapasan iritasi oleh karena bahan-bahan kimia berupa bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran pernapasan bagian atas (hidung dan Kerongkongan). Pada umumnya hal ini terjadi di sebabkan oleh bahan-bahan  yang mudah larut seperti ammonia, formaldehid, sulfur oksida, asam dan alkalis yang diserap oleh lapisan lendir hidung dan kerongkongan.
 b. Kekurangan zat asam ( asphyxiation) istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses oksigensi dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple asphyxiantion dan chemical asphyxiantion
      i.  Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena ini berhubungan dengan kadar zat asam di udara yang digantikan dan didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida, ethane, hydrogen  atu helium yang kadar tertentu mempengaruhi kelangsungan hidup. Udara normal biasanya  mengandung 21% zat asam. Apabila kandungan zat asam turun dibawah 17%, maka jaringan tubuh akan mengalami kekurangan zat asam, sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti pusing , mual dan kehilangan konsentrasi.
      Situasi seperti ini bisa terjadi dalam ruangan-ruangan kerja tertutup. Proses penurunan kadar zat asam secara terus-menerus bisa menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian.
 ii. Chemical  asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan kimia). Pada situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh adalah karbon monoksida. Pada konsentrasi 0.05% karbon monoksida di udara, dapat menurunkan kapasitas darah untuk mengangkut zat asam ke sberbagai jaringan tubuh.
      Contoh lain adalah pengaruh racun dari hydrogen sanida atau hydrogen sulfida. Bahan-bahan ini mengganggu kemampuan dari sel-sel tubuh untuk menerima zat asam, meskipun darahnya kaya akan zat asam.
c.  Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan syaraf pusat.Bahan –bahan kimia tersebut akan mengakibatkan efek yang sama seperti dalam keadaan mabuk. Paparan pada konsentrasi yang tinggi bisa menimbulkan kehilangan kesadaran, bahkan bisa mematikan.
          d.  Keracunan  Tubuh manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika dihubungkan dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan dan dapat menyebar keseluruh tubuh. Pengaruhnya tidak seperti local  pada salah satu bahagian  atau daerah  dari tubuh. Salah satu fungsi organ hati adalah membersihkan bahan-bahan beracun dari dalam darah serta mengubahnya menjadi bahan-bahan yang aman dan dapat larut dalam air sebelum dibuang.
      Namun demikian ada beberapa bahan kimia yang merusak organ hati. Tergantung dari dosis (jumlah) dan kekerapan dari paparan, kerusakan yang terjadi terus menerus pada jaringan hati akan mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi hati. Cedera hati bisa disebbkan oleh bahan kimia seperti bahan pelarut (alcohol, karbon tetraklorida, trikloro ethylene, kloroform) dan hal ini bisa salah diagnosa sebagai hepatitis, sebagaimana gejolak-gejolak kulit dan mata berwarna  kekuning-kuningan yang diakibatkan  oleh bahan-bahan kimia tersebut, mempunyai efek yang sama yang terjadi pada hepatitis.
      Bahan kimia yang mencegah ginjal dari pembuangan hasil-hasil bahan beracun meliputi karbon tetraklorida, karbon disulfida, bahan kimia lainnya seperti kadmium, timbal, turpentine, methanol, toluene dan xylene akan secara perlahan mengganggu fungsi ginjal.
e. Kanker Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor (benjolan-benjolan) yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic, asbestos, chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru, Kanker rongga hidung dan sinus disebabkan oleh chromium, isopropyl oils, nikel, debu kayu dan debu kulit. Kanker kandungan kencing  erat hubungannya dengan kepajanan terhadap benzidine, 2-napthyllamine dan debu kulit. Kanker  sumsum tulang belakang disebkan oleh benzene.
f.    Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan paru. Dengan adanya pneumoconiosis kemampuan paru-paru untuk menyerap zat asam akan menurun dan korbannya akan mengalami/merasakan napas yang pendek pada saat melakukan jenis pekerjaan yang berat. Pengaruh ini sifatnya menetap . Contoh  bahan-bahan yang menyebabkan  pneumoconiosis adalah crystalline silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium.

3.   Evaluasi Faktor Kimia Lingkungan Kerja

Evaluasi factor lingklungan kerja kimia dimaksudkan sebagai usaha teknis untuk mengetahui secara baik kualitatif maupun kuantitatif factor apa yang terdapat di lingkungan kerja tersebut. Keculi itu dalam evaluasi lingkungan tersebut pula untuk mencari dimana letak sumber-sumber bahaya, factor-faktor tersebut dipancarkan, dalam bentuk apa, berapa jumlah, tenaga kerja atau orang  yang berada dalam lingkungan. Seperti telah diuraikan diatas bahwa dalam menyelanggarakan evaluasi lingkungan ,idealnya harus diketahui secara menyeluruh tentang prose-proses oprasi-oprasi tertentu, bahan baku, produk, hasil-hasil samping dan cara dan cara pembuangan sisa-sisa produksi dengan sendirinya haruslah dipelajari proses-proses dan oprasi-oprasi dimana dalam hal ini biasanya telah secara otomatis diketahui oleh para teknisi  yang langsung berkecimpun dibidang produksi dengan dipahami secara menyeluruh Produk dan oprasi maka yang berkepentingan dalam hal ini dokter perusahaan dapat dengan mudah mengatakan bahwa disuatu tempat kerja terdapat factor-faktor tertentu.
Pentingnya pengetahuan tentang derajat toksisitas suatu bahan atau produk adalah jelas, bahwa bahan-bahan tersebut tidak boleh ditangani dengan sembarangan, dalam arti para pekerja berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk-petunjuk kerja yang tersedia, seta harus pula diperhatikan tentang metode-metode adaya kontak atau masuknya bahan-bahan yang berbahaya kedalam tubuh, yang antara lain tentang penggunaan alat proteksi perorangan.
Dalam evaluasi ini untuk mengetahui secara pasti bagaimana tingkat bahaya dari suatu aspek kimia lingkungan kerja perlulah diselenggarakan penyelidikan secra teknis oprasional ke lokasi-lokasi dimana diduga adanya aspek-aspek tertentu. Lokasi-lokasi dapat dipelajari dimana letaknya berdasarkan hasil analisa proses-proses dan oprasi –oprasi pengolahan dari suatu perusahaan atau industri yang menjadi subyek.
Untuk melakukan evaluasi factor lingkungan kerja kimia maka dapat diambil langkah sebagai berikut:
     1. Sampling
Sampling dan analisa dari factor lingkungan kerja kimia yang merupakan kontaminasi udara ruang kerja dimaksudkan untuk menganalisa intensitas kontaminan dengan pengambilan sample udara yang kemudian dianalisa dilaboratorium
2.     Pemilihan alat lapangan dan metode
Dalam penyelenggaraan suatu penyelidikan untuk mengetahui tingkat bahaya dari suatu factor manusia memegang peranan penting pula tentang pemeliharaan alat-alat lapangan dan metode yang dipergunakan dalam teknis oprasional. Instrumen atau alat-alat dan metode yang dipergunakan sangat tergantung dari sifat-fisik  kimia apakah berupa aerosol, gas, uap, mist, fume ataukah dalam bentuk lain.
Berdasarkan tipe-tipe alat sampling lapangan alat-alat tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
a.  Alat dapat mendeteksi langsung
b.  Alat-alat yang memisahkan bahan kimia dari sejumlah udara yang diukur
       c.   Alat-alat yang mengumpulkan sample udara dengan volume yang diketahui.
3.     Analisa Laboratorium
Banyaknya pertimbangan –pertimbangan teknis analisa  yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode analisa laboratorium mana atau apa yang baik dipakai untuk analisa bahan kimia di lingkungan kerja.
4.     Perbandingan hasil evaluasi dengan standar
Dari hasil analisa laboratorium harus dibuat data yang lengkap tentang yang dianalisa, dan berapakah kadarnya masing-masing, data ini kemudian dibandingkan standar tertentu guna mengetahui bagaimana tingkat bahaya dari lingkungan tersebut
 4. Pencegahan Faktor Lingkungan Kerja Kimia :
Ada beberapa cara pencegahan factor kimia lingkungan kerja antara lain:
  1.   Subtitusi
Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan berbahaya/beracun dengan bahan yang tidak beracun, hal ini agak sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang dipakai dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan lain dapat mempengaruhi  dari hasil produksi dengan kata lain produksi mungkin akan tidak sama bila memakai bahan aslinya dan untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan penelitian-penelitian yang saksama dan membutuhkan biaya tinggi.
2.  Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.
3.     Ventilasi
Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik masuk kedalam ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang dibicarakan adalah ventilasi ekshauster. Ada dua macam ekshauster sebagai berikut:
a.     Lokal Ekshauster
Yaitu ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja.
b.     General ekshauster.
   Yaitu ventilasi untuk seluruh ruangan
       4.  Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem tersebut diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan kimia yang ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang efisien penggunaannya.
            Ada berapa macam alat pelindung diri antara lain:
a.    Masker
Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja dari debu ataupun uap, gas yang dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan.
              b.   Sarung tangan
Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari kontak dengan bahan kimia berbahaya
    c.   Pakaian kerja
Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga kerja dari kontak bahan kimia yang berbahaya.
d.     Respirator
Alat ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana konsentrasi bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya mermakai masker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar